Arahan Kiyai, Fungsionaris Mesti Jalankan Manajemen Risiko Madrasah
Mitigasi masalah operasional kemadrasahan ditindaklanjuti. Upaya-upaya menyelamatkan, mengurangi dampak risiko dan resiko residual harapan terus berjalan. Berikutnya segenap fungsionaris Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro (MADIPO); Fauzan Satyanegara, Afrizka Premana Sari, Zainal Muttaqin, Cinthia Zakiyah Arifah, Muh Fauzan As Siddiq Lubis, Yati Kusrini dan Rofiq Anwar sowan pak kiyai untuk berkonsultasi pada Rabu, 3/4/2024.
Pengasuh Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguowharjo, Drs KH Muhammad Syakir Ali MSi mengapresiasi langkah, usaha dan perjuangan segenapn guru dan karyawan MADIPO dalam mengurus lembaga pendidikan baru di lingkungan yayasan pesantren. “Anda belum bisa menikmati hasilnya.” terang Kiyai Syakir membuka nasehat-nasehatnya.
“Kalau saya sudah menikmati karena saya sudah lama melakukanya”. Imbuh Kyai Syakir yang sejak 1997 tinggal di pesantren mengasuh para santri tanpa lelah hingga kini menginspirasi mengalirkan energi pencerahan dan perjuangan.
Pengelolaan lembaga mesti tegas. “Mau bagaimanapun juga Anda mengurus Madrasah Aliyah Diponegoro secara baik. Lakukan manajemen yang kuat dan berani. Saya kira Anda perkasa, malah lemah.” Seloroh kiyai nampak sudah menyiapkan tips briliannya.
Pak kiyai meminta jajaran fungsionaris untuk fokus melalukan tiga langkah perbaikan tata kelola MADIPO. Yang sudah standar silahkan dikembangkan dan ditingkatkan. Yang lemah dan bermasalah segera dibenahi. Saya fikir Anda perlu segera berbenah ditiga hal. Bergeraklah cepat tangkas menertibkan.
Pertama perkuat keuangan dan merawat sumber-sumber pendanan. Kedua efisiensi dan prioritas kurikulum. Telateni pembiasaan dril-dril praktik English daily conversation. Ketiga dipagi hari lakukan semua guru bersama-sama anak-anak untuk mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih dan tertata. Tiada satu daunpun yang jatuh kecuali disapu. Demikian arahan dan nasihat Kiyai Syakir dalam memberikan tips strategis agar madrasah perkasa, kuat dan baik manajemenya.
Sekedar informasi bahwa pembangunan kelas baru Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo (MADIPO) tahap pertama telah selesai. Sedari Februari 2024 operasional pembelajaran dilaksanakan di gedung baru tersebut. Gedung baru telah berdiri. Kelas pembelajaran cukup representatif lengkap dengan ruang guru, tata usaha, kantor, toilet dan lingkungan yang luas nan sehat.
Selama tiga semester pembelajaran dilaksanakan secara nomaden. Kelas berpindah-pindah mulai dari gedung SMP, asrama II hingga BLK. Bersyukur selama 1.5 tahun operasional program-program madrasah dan pesantren relatif lancar. Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro dan lembaga pendidikan yang ada di dalamnya support system.
Namun demikian pengelolaan MADIPO bukan tanpa keruwetan. Persoalan diyakini dan dihadapi. Fungsionaris MADIPO bertindak amanah serta kolaboratif. Bilamana dead lock pengurus yayasan turun tangan. Tiada urusan kemadrasahan kecuali habis dibagi. Kesulitan pun permasalahan reguler dikomunikasikan di atas meja untuk dibedah dan diselesaikan.
Meski belum genap dua tahun beroperasi fungsionrasi MADIPO kenyang asam garamnya mengelola lembaga pendidikan Islam. Manis pahitnya menjalankan tugas-tugas pelayanan, pengabdian dan perjuangan tercatat semua. Santri lomba lalu mendapati juara sudah biasa. Jalan berkelok, terjal, dan menanjak dalam mengarahkan santri mbeling acap dilalui. Ustadz-ustadzah mengalaminya semua.
Ujian dan cobaan fungionaris beragam rupa namun sekuat tenaga diterima, dijalani dan dipelajari. Tidak punya bukan berarti alpa, tidak bisa berbuat apa. Gedung tiada namun 24 santri angkatan perdana bisa sekolah dan mengaji semuanya dengan aman dan lancar. Prestasi mereka baik dan santri-santri mampu naik kelas.
Hibah pemakaian ruang kelas SMP satu tahun pelajaran menjawab ketidak punyaan, bersyukur MADIPO terus tumbuh, berdiri dan mampu beroperasi. Dengan segenap sumber daya manusianya; guru, karyawan dan pengurus yayasan nyatanya tahun kedua pembanguna ruang kelas baru untuk pembelajaran dapat diwujudkan.
Tahun kedua jumlah penerimaan santri baru turun. Input santri sama. Pemasukan dana dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) masyarakat tidak lancar. Tunggakan SPP sangat besar. Sumber pendanaan infak, sedekah, wakaf, zakat belum ada. Kas madrasah menipis namun biaya operasional madrasah; biaya personalia pengelolaan dan biaya personal santri; makan, air, listrik, laundri dll harus tetap dibayarkan, tidak boleh berhenti atau ditunda.
Maklum bahwa sowan fungsionaris seperti hal ini dilakukan secara berkala dalam rangka memberikan laporan perkembangan dan juga konsultasi masalah kemadrasahan. Dalam kesempatan ini pula pengurus madrasah mohon izin kepada kiyai lantaran kegiatan Program Ramadan Karim 1445 H telah selesai maka ustadz-ustadzah MADIPO pamit mudik lebaran. Bj