Inovasi Pengelolaan Sampah Madrasah dengan Spirit Aswaja
Madrasah melakukan antisipasi darurat sampah. Bertindak yang benar dan istiqamah menjadi motor penggerak terwujudnya madrasah yang bersih dan tertata. Siswa-siswi MA Diponegoro Yogyakarta menyortir sampah untuk dikelola. Area kegiatan 5R siswa-siswi dibagi 3 teritori, yakni di lokasi gedung, halaman depan, dan belakang madrasah. Masing-masing fraksi melakukan giat 5R sesuai karakter teritori.
Lingkungan yang bersih memberikan kemaslahatan. Apa jadinya bilamana masjid kotor, rumah sakit dekil, madrasah kumuh dll. Sedih bukan? akibatnya polusi. Dengan menjaga lingkungan kita dapat mengantisipasi kerusakan, ketakutan, dan kesengsaraan. Lestarinya lingkungan memberikan kesegaran, kegembiraan, dan keberlanjutan kehidupan.
Aktifitas produktif madrasah acap kali menyisakan sampah. Jika nihil mind set mabadiul khairo ummah maka hal yang mudah dan benar sulit dibudayakan, mensikapi sampah misalnya. Aksi 5R harian istiqamah digalakkan. IPNU-IPPNU yang diketuai Muhammad Ihsan Musaffa (Kelas XI) dan Afrina Asti Cahnyaningrum (kelas IPS XI) menyambuat positif inovasi pengurangan sampah madrasah.
As-Sidqu dan istiqamah merupakan prinsip mabadiul khaira ummah dalam ajaran ahlussunah waljamaah (Aswaja). Yakni tata laku untuk dapat mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang baik. Melakukan hal yang benar lagi menjaganya senantiasa. Habis manis sepah dibuang, itu tidak adil. Barang-barang yang tidak berguna perlu perlakuan sehingga bernilai dan memberi manfaat kembali.
Sampah sekolah seyogyanya dikelola bukan dibuang. Merawat lingkungan madrasah itu setiap hari bukan sistem piket seminggu sekali. Perilaku resik, rawat, rapi, ringkas, dan rajin (5R) penting diwujudkan di tata kehidupan siswa-siswi madrasah.
Gerakan pengurangan sampah dilaksanakan. Sampah tidak bisa dihindari namun warga madrasah bisa meminimalisasi. Sampah tidak dibuang di TPA namun dikelola. Ada nilainya jika diintervensi dan strateginya dengan 5R. Tidak dibenarkan sampah dibiarkan. Hal kecil bisa dilakukan. Hal yang mudah perlu dibiasakan. Peduli lingkungan wujud dari rasa terimakasih kepada sesama, alam dan Allah Yang Rahman.
Praktik baik mengurangi sampah dibangun siswa-siswi MA Diponegoro Yogyakarta. Sampah organik diolah menjadi barang berguna, pupuk organik cair (POC) demikian juga sampah yang sulit terurai, anorganik botol bekas atau plasik dipilah untuk dijual atau didaur ulang.
MA Diponegoro Yogyakarta membangun perilaku masa depan. Menjaga lingkungan madrasah sebagai keterampilan hidup bagi seganap siswa-siswi, guru dan karyawan. Sampah domestik diselamatkan. Sisa makanan sarapan, maksi dll ditampung dalam pesawat POC. Botol dan plastik dicuci bersih agar layak didaur ulang atau dijual.
Kampanye pengurangan sampah dimulai dari guru dan karyawan berikutnya turun kepada siswa-siswi. Menyapu, memungut sampah, membersihkan peralatan makan, plastik bekas jajanan bisa dilakukan semua warga madrasah, secara individu pula bersama. Sisa makanan jangan dibuang, tempat pengolahan limbah organik difasilitasi. Giat 5R sebagai kegiatan life skills. Semua warga madrasah membutuhkannya bukan lagi sebagai piket individu atau fraksi.
Setelah diuji pada laboratorium INSTIPER Yogyakarta, POC output dari pengelolaan sampah rumah tangga madrasah mengandung Nitrogen 0, 081 %, CO 0,688 %, dan C/N 8,512 %. Dengan demikan layak diaplikasikan untuk tanaman. Walhasil penanaman kacang, jagung, ketela, gama umami, pakcong dan zanjibar di lahan madrasah nampak sehat dan subur. Bj