• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Guru
Lokakarya III Refleksi Pengelolaan Madrasah, Guru-Guru Berhasil Memeriksa SWOT Madrasah

Lokakarya III Refleksi Pengelolaan Madrasah, Guru-Guru Berhasil Memeriksa SWOT Madrasah

Bagikan berita :

Ramadan karim 1445 H memberikan tuah dan berkah. Ditengah-tengah ibadah saum yang menguji kesabaran guru-guru mengikuti Lokakarya III, Refleksi Pengelolaan Madrasah Aliyah guna Penyusunan Cetak Biru dan Peta Jalan Pengembangan Pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, pada Kamis 28/3/2024.

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi awak madrasah tidaklah mudah. Tajam mata dan ketelitian sangat menentukan. Modal pengalaman dua tahun berjalan guru-guru Madrasah Aliyah Diponegoro bersama-sama melakukan refleksi.

Mengidentifikasi potensi dan persoalan hal ihwal kemadrasahan diurai dengan pendekatan strenghts, weakness, opportunities, threats (SWOT) analisis. Instrumen pertanyaan disiapkan guna membantu peserta lokakarya dapat berpartisipasi turut melakukan evaluasi dan introspeksi atas praktik-praktik pengelolaan madrasah selama ini.

Refleksi para guru dengan pendekatan ini dimaksudkan untuk menyibak serta menghimpun informasi-informasi real praktik-praktik pengelolaan madrasah selama dua tahun terakhir sehingga dapat menghasilkan data dan bahan penting guna penyusunan Cetak Biru dan Peta Jalan MA Diponegoro tahun 2024-2034.

Fasilitator lokakarya Muhammad Irsyadul Ibad Sy memandu apik awal hingga akhir. Refleski pengelolaan yang semula dijadwalkan selesai jam 11.45 WIB malah berlarut sampai jam 14.15 WIB baru disudahi. Ada 42 butir soal yang disusun pada Refleksi Pengelolaan Madrasah Aliyah Diponegoro. Peserta lokakarya mendapati kesempatan yang sama untuk mengisinya.

Beragam respon dari butir-butri pertanyaan reflesi. Bicara tentang kekuatan misalnya jawabanya justeru hal kekurangan. Sebaliknya yang dicari kekurangan justeru hal kekuatan yang diuraikannya.

Untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi, madrasah pantas memiliki standar operasional prosedur (SOP) dan indikator kinerja utama, key performance indicator (KPI). Kedepan penting bagi MA Diponegoro sedari sekarang bersiap diri untuk mampu membeli mutu.

Marwah lembaga dijaga. Membangun kultur, sistem dan sumber daya manusia menjadi tantangan pengelolaan madrasah. Kiyai, kitab kuning, ustadz ustadzah (guru dan tenaga kependidikan) merupakan unsur utama pendidikan. Bukan semata relasi pengajaran, kiyai, ustad ustadzah dan santri memiliki hubungan khas yakni lekatnya nilai spiritual.

Lokakarya III menelorkan pemetaan kebutuhan pengelolaan madrasah dan tahapan-tahapan pencapaian targetnya. Yakni dimulai dari perbaikan sistem pelayanan, bersambung merapikan pengelolaan kemudian bagaimana menguatkan kemandirian madrasah melalui inovasi dan kreatifitas program entrerpreneurship.

Sebelumnya diketahui bahwa dalam rangka memperkuat kapasitas pendidik dan pengelolaan madrasah, MA Diponegoro mengadakan lokakarya dan workshop. Lokakarya pertama fokus pada Evaluasi dan Pemetaan Kekuatan dan Aspek-Aspek yang Perlu Dikembangkan. Lokakarya kedua Workshop Penyusunan Cetak Biru dan Peta Jalan Pengembangan Pendidikan. Lokakarya ketiga Refleksi Pengelolaan Madrasah Aliyah Diponegoro.

Refleksi pengelolaan organisasi disudahi setelah sampai mengkritisi poin refleksi nomor 42. Ketua panitia, Pinandita Afriwardani SSi MSi bersyukur acara dapat berjalan lancar. Lokakarya berikutnya fokus pada penulisan draf Cetak Biru dan Peta Jalan Pengembangan Pendidikan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro. “Target kami April mendatang validasi draf.” Demikian pungkas ustadzah Phinan mantap. Bj

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..