
Melestarikan Warisan, Membangun Masa Depan: Studi Tiru Kepemimpinan Pesantren
Sanad jamiyyah dan diniyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo terhubung dengan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. Kesinambungan semangat dan upaya perjuangan, dakwah pendidikan, dan transmisi keilmuan penting untuk dijaga dan dilestarikan oleh pondok pesantren dan islam.
Pengasuh dan segenap pimpinan lembaga di Yayasan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro yang dipimpin oleh KH Muhammad Syakir Ali MSi melakukan silaturahim dan studi tiru ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah pada, 12-13 September 2025. Kunjungan ini bertujuan mempelajari sistem dan metode pendidikan yang diterapkan di pesantren tersebut.
Pondok Pesantren Amanatul Ummah, yang didirikan oleh Prof Dr KH Syaifudin Chalim MA, dikenal berhasil menginspirasi pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang holistik. Pesantren ini juga memiliki kontribusi signifikan di tingkat nasional maupun internasional.
Kegiatan studi tiru ini menjadi momen penting untuk menimba ilmu tentang pendidikan pesantren modern yang mengintegrasikan nilai keagamaan dengan pengembangan karakter, moral, serta intelektual santri. Dengan pendekatan sistem pendidikan yang efektif dan terpadu, Pondok Pesantren Amanatul Ummah membuka wawasan baru bagi pimpinan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pemberdayaan umat.
Perjalanan studi tiru Pimpinan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro di Pondok Pesantren Amanatul Ummah diawali dengan kegiatan salat malam berjamaah di masjid pesantren, yang menjadi momen khidmat untuk mempererat ikatan ruhani. Setelah itu, dilaksanakan pembacaan Al Quran dan pengajian kitab, sekaligus pembacaan visi dan misi pesantren yang menguatkan komitmen seluruh peserta dalam menjalankan amanah pendidikan.
Kebersamaan dilanjutkan dengan ramah tamah dan sarapan bersama yang hangat, disusul pembinaan santri di madrasah sebagai wujud perhatian dan pengembangan kualitas generasi muda. Pimpinan pun melakukan kunjungan keliling ke amal usaha pesantren, untuk memahami manajemen dan pengelolaan yang mendukung keberlangsungan lembaga.
Saat kunjungan tersebut, dilakukan pembedahan keberhasilan Pondok Pesantren Amanatul Ummah dalam menghantarkan santri menuju perguruan tinggi negeri baik di dalam maupun luar negeri, sebagai bukti nyata kerja keras dan sistem pendidikan yang efektif. Perjalanan studi tiru ini ditutup dengan makan siang bersama di Den Bei Resto & Family, amal usaha pesantren yang juga menjadi wujud sinergi antara edukasi dan kemandirian ekonomi.
Prof KH Syaifudin Chalim menekankan pentingnya menekuni profesi sebagai dasar keberhasilan sebuah lembaga pendidikan pesantren. Menurut beliau, pembentukan kualitas menjadi hal utama yang harus ditekankan, karena kualitas guru dan pengurus akan menentukan mutu pendidikan secara keseluruhan. Selanjutnya, semua aktivitas harus berpedoman pada visi dan misi yang jelas agar tujuan bersama dapat tercapai secara efektif.
Dalam menjalankan visi tersebut, Prof KH Syaifudin Chalim mengajak untuk menerapkan nilai kerja keras, disiplin, kejujuran, dan akhlak mulia sebagai landasan moral dalam setiap langkah. Beliau juga menegaskan pentingnya tes masuk sebagai seleksi yang wajib namun tidak memberatkan, serta menilai kegagalan moral sebagai sesuatu yang lebih krusial dibanding kegagalan akademik.
Tak kalah penting adalah menciptakan lingkungan yang membuat para santri betah dan puas tanpa harus memikirkan hal-hal yang rumit. Prof KH Syaifudin Chalim mengenang bahwa murid pertama Pondok Pesantren Amanatul Ummah berjumlah 48 orang, sebuah langkah kecil yang penuh makna. Ketika ada kelemahan atau masalah, beliau selalu mengingatkan untuk segera berkumpul dan berdiskusi agar ditemukan solusi terbaik.
Motivasi dan semangat kepada para santri perlu diberikan secara rutin agar mereka tetap fokus dan bersemangat dalam menuntut ilmu. Ini adalah kunci membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan masa depan.Bj