Asah Kecerdasan Imajinatif, Siswa-Siswi Melakukan Eksplorasi di Agroniaga
Siswa siswi kelas X MA Diponegoro Yogyakarta (Madipo) melakukan kegiatan belajar teori dan praktik PKWU secara real time dengan menghadirkan guru tamu Dr Bambang Supriyanta SP MSi, dosen Uiversitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta pada Senin, 18/9/23.
Dr Bambang sangat senang bisa turut berbagi ilmu pengetahuan dengan anak-anak Madipo. “Bila mana berlanjut untuk kegiatan-kegiatan yang serupa niscaya kami sambut dengan tangan terbuka”, demikian imbuh periset dan juga pemilik Green House Agroniaga Yogyakarta tersebut motivatif.
Usai menyimak pemaparan praktik baik Budi Daya Melon bersama Dr Bambang, siswa-siswi break untuk melaksanakan salat Asar dilanjutkan eksplorasi di kebun Agroniaga Sembego Maguwoharjo yang lokasinya tidak jauh dari madrasah. Mereka rame-rame jalan kaki tahu-tahu sampai di kebun modern Agroniaga.
Guru pengampu PKWU, Ripno MSi mendisain pembelajaran entrerpreneurship untuk memastikan siswa-siswi dapat mengetahui, berkreasi, dan terlibat secara real time bagaimana proses budi daya tanaman pangan dilakukan dan dikembangkan secara ilmiah, dan modern selaras dengan perencanaan dan tujuan ekonominya.
Dengan menghadirkan ilmuwan dari universitas yang sekaligus pelaku enterpreneur, kegiatan PKWU bisa lebih eksplorasif. Siswa-siswi mendapatkan banyak hal bahwa ilmu itu penting, dan berinovasi itu bisa memberi manfaat lebih. Nyatanya orang lain bisa melakukanya, niscaya pengalaman seperti ini menjadi tabungan ilmu bagi siswa-siswi kelak dikemudian hari, ungkap Ripno inspiratif.
Respon siswa-siswi apresiatif. Gadizza Alkhalifa (15) nampak giat bereksplorasi, mencatat dan mencari-cari. “Pembelajaran di luar kelas sangat menggembirakan, banyak hal yang kami temukan dan saya suka”. Demikian pendapat Gadizza kelas X alumni MTsN 1 Tangerang Banten tersebut menceritakan.
Annisa Prita Sulistiyani (Caca) mendapati motivasi diri. Belajar langsung di Agroniaga menjadi terinspirasi kelak ingin menekuni perniagaan dan budi daya tanaman pangan. Ia berencana menjadi pengusaha. “Di kebun ini saya baru tahu ada bunga jantan betina, dan bagaimana budi daya melon yang baik dan modern”, terang Caca menjelaskan.
Di area budi daya melon Agroniaga Ripno meminta siswa-siswi berhati-hati jangan sampai merusak tanaman yang sedang bertumbuh. Mengarahkan mereka agar memperhatikan penjelasan petugas kebun. “Jika tidak tahu mempersilahkan bertanya. Mas Ahmad dan mbak Dian guru kalian di kebun ini”. Demikian guru PKWU tersebut membimbing.
Sementara itu Faza (15) membidik bisnis taktisnya. Dia menanyaan pengeluaran dan pendapatan pada produksi budidaya Agroniaga. Banyaknya buah pada setiap batang yang dihasilkan, bobot ideal, dan harga jual saat pemanenan.
Mas Ahmad menjelaskan, setiap batang hanya 1 buah yang dipelihara, bobotnya 1.5 s.d. 1.9 kg dengan harga jual 30K/kg. Melon yang ada di sini ada Langkawi, Sweet D25, Dalmation, Luna, macem-macem nama dan jenisnya.
Mbak Dian menambahkan, kebun seluas 15×120 M2 yang sejak 2018 beroperasi ini dibiayai sendri oleh Dr Bambang Supriyanta SP MSi untuk menjadi pusat riset dan pengembangan budi daya tanaman pangan.
Mbak Dian mengundang siswa-siswi datang kembali di Agroniaga pada akhir Nopember mendatang untuk bisa belajar bersama-sama lagi di sini dan sekaligus menyaksikan pemanenan melon yang saat ini berumur 14 HST. Demikian Mbak Dian menyampaikan apresiasi kepada siswa-siswi.
Tak kalah gesit, Ananda Nusyaibah dan Valeeya menimpali ajakan mbak Dian. Mereka mewakili teman-teman mengucapkan terimakasih. Kami menjadi tahu apa itu vertigasi, nutrisi tanaman dan banyak lagi. Bagaimana sumbangan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi di sektor pertanian dan strategi ketahanan pangan ada di sini. “Kami juga mohon doanya mbak Dian dan Mas Ahmad, agar kami lancar dalam sutudi di Madipo dan kelak menjadi orang yang berguna”. Bj