• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Kunjungan
Dari Ruang Kelas Geser Ke Keraton, Santri Observasi Objek Sejarah Kesultanan Ngayogyakarta

Dari Ruang Kelas Geser Ke Keraton, Santri Observasi Objek Sejarah Kesultanan Ngayogyakarta

Bagikan berita :

Mempelajari sejarah kasultanan Islam menjadi fardu kifayaha santri. Mempelajari sejarah berarti santri mengasah kemampuan berfikir kritis. Memahami peristiwa masa lalu dapat menjadi alat untuk memahami dunia saat ini dan kemudian. Sejarah penting dipelajari untuk kehidupan yang lestari kini dan yang akan datang.

Santri-santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Kelas XII dibawah bimbingan Ustadz Trei Ilham Supawi MHum dan Ustadzah ‘Ala SS melakukan observasi sejarah pada Sabtu 31 Agustus 2024 di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Latar dari observasi ini adalah untuk kepentingan pembelajaran dan intruksional. Bahwa meningkatkan minat baca dan literasi tentang sejarah Islam di kalangan siswa sangat berguna. Diera informasi dan digital seperti sekarang, kemampuan literasi yang baik menjadi sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar, serta untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.

Melalui observasi sejarah ini santri mengembangkan kemampuan riset dan literasi informasi. Santri melakukan pencatatan. Mereka mengumpulkan informasi secara efektif dan valid dari data utama dan pendukung. Sementara itu Pramuwisata memberikan penjelasan langsung pada objek peninggalan keraton; kereta kuda, keramik, pecah belah, senjata, replika, miniatur, aneka batik, adat kebudayaan, kesenian dll.

Bagi santri, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan pada 1755 M menjadi sumber inspirasi, rekreasi, instruksi dan edukasi. Sedari 5 September 1945 oleh dwi tunggal penguasa D.I. Yogyakarta; Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam menyatakan Keraton Ngayogya Hadiningrat  merupakan wilayah kesultanan dari Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI).

Kecintaan belajar sejarah menggeliat. Dalam observasi dan kunjungan ini, santri melakukan praktik studi riset. Mereka mendapatkan sumber primer dari data dan penjelasan Pramuwisata keraton tentang silsilah Raja Keraton Yogyakarta sedari Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I, II, III hinga terkini, H Sri Sultan HB X. Menggali ilmu pengetahuan sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berarti menggali ilmu dan menemukan identitas nasional.

Selain menyaksikan barang-barang peninggalan sejarah, santri mendapatkan fakta bahwa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan museum hidup. Di tempat tinggal raja ini ada agenda-agenda pertunjukan; seni, wayang, macapat, tari dll. Dalam pada itu masyarakat umum dapat belajar atau kursus macapat, kesenian, menulis dan membaca huruf Jawa, menari klasik, mendalang dll.

Dari kunjungan dan observasi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat santri-santri mengapresiasi keluhuran kebudayaan bangsa. Betapa asyiknya sejarah dipelajari dan dilestarikan peninggalanya. Keraton menjadi jantungnya peradaban dunia kini dan kedepan. Belajar sejarah on the spot yang benefit full bisa dilakukan melalui model observasi sebagai mana yang dilakukan santri-santri Madrasah Aliyah Diponegoro di Kesultanan Mataram Ngayogyakarta. Bj

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..