• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta

Guru MA Diponegoro Yogyakarta Terapkan Kesepakatan Kelas Partisipatif untuk Ciptakan Suasana Belajar yang Nyaman dan Aman

Di Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Yogyakarta, pengelolaan kelas yang efektif menjadi salah satu fokus utama dalam menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan kondusif. Salah satu langkah yang diambil oleh para pendidik untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menyusun kesepakatan kelas secara partisipatif. Pendekatan ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan belajar yang teratur, tetapi juga melibatkan siswa secara aktif dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga suasana kelas yang kondusif.

Kesepakatan kelas yang disusun secara partisipatif melibatkan guru dan siswa dalam proses penyusunan aturan dan norma yang akan diterapkan di kelas. Di MA Diponegoro, guru-guru memulai tahun ajaran dengan mengajak siswa berdiskusi tentang harapan dan nilai-nilai yang ingin dijaga selama proses pembelajaran. Dengan melibatkan siswa dalam proses ini, para guru memberikan ruang bagi siswa untuk menyuarakan pendapat dan memberikan masukan tentang aturan yang mereka anggap penting. Hal ini membuat siswa merasa lebih terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam mematuhi kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Dalam praktiknya, kesepakatan kelas partisipatif tidak hanya sebatas aturan disiplin, tetapi juga mencakup hal-hal yang mendukung suasana belajar yang nyaman dan aman. Misalnya, dalam diskusi kesepakatan kelas, siswa diajak untuk menentukan bagaimana cara mereka ingin berinteraksi satu sama lain, bagaimana menghadapi perbedaan pendapat, serta bagaimana menangani situasi jika terjadi pelanggaran aturan. Dengan begitu, suasana kelas menjadi lebih inklusif dan penuh rasa saling menghargai.

Guru di MA Diponegoro juga memastikan bahwa kesepakatan yang dibuat bersifat fleksibel dan bisa dievaluasi ulang jika diperlukan. Kesepakatan ini tidak bersifat kaku, melainkan disusun sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan dinamika kelas yang berubah. Jika di tengah proses pembelajaran ada hal-hal yang perlu diperbaiki, guru dan siswa dapat kembali berdiskusi untuk meninjau aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Pendekatan yang kolaboratif ini memungkinkan siswa untuk terus belajar tentang tanggung jawab dan kesadaran diri dalam menjaga lingkungan belajar yang positif.

Keberhasilan penyusunan kesepakatan kelas secara partisipatif juga berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman dan aman di dalam kelas, mereka lebih fokus pada pelajaran dan lebih siap untuk berpartisipasi aktif. Mereka tahu bahwa setiap individu di kelas memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjaga suasana belajar yang kondusif. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, baik dari segi pencapaian akademik maupun perkembangan karakter siswa.

Di MA Diponegoro, pendekatan partisipatif ini juga mengajarkan siswa untuk menghargai peran demokrasi dalam pengambilan keputusan. Mereka belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, bernegosiasi, dan mencapai kesepakatan bersama. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam konteks kelas, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Dengan menyusun kesepakatan kelas secara partisipatif, MA Diponegoro Yogyakarta berhasil menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung pembelajaran. Para siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga dilatih untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, partisipatif, dan mampu menjaga hubungan yang harmonis dengan teman-temannya serta dengan guru. Pengelolaan kelas yang inklusif dan partisipatif ini diharapkan mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..