Membangun Semangat Literasi Siswa-siswi melalui Psychowriting
Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Yogyakarta mengadakan Workhsop Literasi dengan mendatangkan tamu istimewa, pegiat literasi, Dr. Muhsin Kalida, S.Ag., M.Ag., M.Pd pada Rabu 14/12/22. Doktor Psikologi Pendidikan Islam ini adalah seorang psychowriter, dan motivator handal yang karya-karyanya sangat banyak sekali. Dan Muhsin Kalida (Kak Muhsin) pada 2018 mendapat penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka oleh Kepala Perpusnas RI.
Kak Muhsin mengawali workshop literasi dengan pekikkan kalimat sakti “Membaca dan menulis adalah perintah agama yang bersifat wajib” sebanyak 3 kali bersama seluruh peserta. “Sebagaimana wahyu yang pertama turun yaitu surat Al Alaq ayat 1-5, di mana ayat pertama berisi perintah membaca sedangkan ayat keempat tersirat perintah menulis supaya ada bahan bacaan manusia dalam melaksanakan perintah ayat pertama”, lanjut Kak Muhsin yang juga merupakan dosen pada Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
Workshop Literasi ini merupakan serangkaian agenda Pekan Rekreatif Pasca-PAS Gasal 2022/2023. MA Diponegoro berkomitmen menjalankan program Gerakan Literasi Madrasah. Siswa-siswa mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Workshop dilaksanakan dengan pendekat psikologis calon penulis yang dikenal sebagai metode physcowriting. Kak Muhsin mengajak siswa untuk menuliskan kata benda sebanyak-banyaknya yang mereka temui dari bangun tidur sampai bertemu beliau di siang hari.
Selanjutnya ratusan kata benda yang telah ditulis tadi dipilih satu saja yang paling memiliki kedekatan emosional. Satu benda itulah yang akan digunakan sebagai obyek dalam menulis. Dua orang siswa yang berhasil menuliskan kata benda terbanyak yaitu Daffa Kalinggga dan Fauzia Zahra. Keduanya mampu menulis lebih dari 200 kata benda selama waktu yang ditentukan yaitu 10 menit. Oleh karena itu keduanya mendapatkan doorprize buku antologi dari penulis-penulis bimbingan Kak Muhsin.
menurut Kak Muhsin menulis bukanlah perkara yang sulit. Ada tiga syarat untuk menulis yaitu hadirkan ide, ciptakan mood dan mulailah menulis. Ide bisa didapatkan dari obyek yang dekat dengan hati dan keseharian penulis. Sementara mood harus diciptakan, jangan ditunggu. Dengan begitu proses menulis pun akan lebih mudah jika kita selalu menyimpan pena dan kertas dalam saku atau tas kita.
Dalam kesempatan ini pun Kak Muhsin membawakan banyak contoh karya tulis baik berupa antologi puisi, esai maupun buku non-fiksi yang mampu memotivasi siswa Madipo untuk berkarya. Tidak hanya memberikan motivasi, Kak Muhsin juga mengajak seluruh siswa untuk membuat lima tulisan baik fiksi maupun nonfiksi selama liburan semester ganjil.
Tindak lanjut workshop literasi yakni tiga-lima bulan kedepan tulisan siswa siswi MA Diponegoro akan dikompilasi menjadi buku antologi. Berbekal workshop singkat psikowriting dan membangun semangat literasi maka produktif dan berkarya di masa remaja seperti halnya siswa-siswi kelas X MA Diponegoro ini adalah suatu keniscayaan. (Ika)