Santri Ngaji Kesehatan Bersama Dokter & Bidan dari Pusat Kesehatan Masyarakat Depok 1
Kesempatan emas belajar dengan profesional mahal dan sangat berfaedah. Santri Madrasah Aliyah Diponegoro Yogyakarta ngaji “Kesehatan Reproduksi Remaja” bersama Bidan dan Dokter dari Pusat Kesehatan Masyarakat Depok 1 Naggulan Maguwoharjo secara bandongan pada Jum’at, 06/9/2024.
Kesehatan penting dan faktor penentu kesejahteraan santri. Bilamana jiwanya baik dan sehat maka demikian juga tindak tanduknya, emosionalnya, spiritualnya dan benar cara berfikirnya. Tandanya santri sejahtera ialah merasa aman, sentosa, kesusilaan dan mendapati ketentraman. Kesejahteraan santri juga ditandai dengan tercukupinya kebutuhan, baik material, sosial, spiritual sehinga dapat hidup yang layak dan meningkat taraf kehidupanya.
Santri yang memiliki kesehatan prima bisa dilihat kebahagiaan dalam sehari-harinya, adaptif dengan norma susila dan agama, mampu mengatasi tekanan hidup, belajarnya produktif, kontributif terhadap lingkungan, apresiatif terhadap tata tertib madrasah dan pesantren. Santri yang sejahtera akan mampu menjalin hubungan positif dengan orang lain, dapat melihat potensi diri lagi mengembangkanya.
Antisipatif dan islami. Remaja harus kuat dan aman dari tindak pergaulan yang salah dan merugikan masa depan. Materi yang dibawakan nara sumber nakes dr Adinda dan Ibu Karnisih dari Puskesmas Depok 1 yang bertemakan “Kesehatan Reproduksi Remaja”, membuka cakrawala ilmu pengetahuan, pemahaman, wawasan dan keterampilan diri santri.
Pengetahuan dasar santri yang selama ini didapat dari kitab kunig, seperti halnya di kitab Safinatun Najah tentang tanda-tanda kedewasaan pada pasal alamatul bulugh, bertalian erat dengan tema materi bimbingan Nakes dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Depok 1 tersebut. Mereka tercerahkan dan kian memperkuat diri untuk menjadi diri remaja yang terampil, tangguh dan sejahtera.
Dr Adinda menerangkan dengan runtut lingkup kesehatan reproduksi remaja. Mulai dari pengertiannya, pentingnya pendidikan reproduksi, mengenal dan menjaga organ reproduksi baik putra pun putri. Berikutnya dipaparkan tentang pubertas dan segala perubahan fisik dan pesikologis bagi remaja.
Tak ketinggalan dr Dinda juga menunjukkan kemugkinan-kemungkinan terburuk dari kehamilan YTD; pendarahan, infeksi, infertil,eklamsi, cacat, prematur BBRL dll. Dalam pada itu dokter muda tersebut juga menghadirkan macam-macam penyakit menular akibat penyimpangan remaja salah pergaulan dan seks di luar nikah; HIV, clamydia, gonore, sifiis, trikomoniasis,herpes genital dll.
Bagi santri Madrasah Aliyah Diponegoro ngaji kesehatan penting dan bertujuan. Masa-masa pertumbuhan perlu penguatan, penjagaan dan bimbingan-bimbingan. Hal ini wajar mengingat fase remaja merupakan masa peralihan yang sangat menentukan. Dari usia anak menuju pertumbuhan kedewasaan. Pra remaja pada kurun 10-13th, remaja awal 13-15th, dan remaja pertengahan 16-19th, setara dengan usia kelas X, XI dan XII santri Madipo.
Ngaji kesehatan renyah dan menarik. Sang Dokter dan Bidan disetiap babnya membuka partisipasi santri untuk bertanya. Baik santri putra pun putri aktif keduanya. Mereka merespon baik dan kritis analisisnya. Pertanyaan-pertanyaan disampaikan sebab ketidak tahuan pula karena keingin tahuan santri. Penanya tersebut diantaranya dari ketua IPPNU, Muhammad Ihsan Musaffa, Fitrin Nafingah dan ketua Koperasi Rahil Asa Az-Zahra.
Wakil Kepala Bid Kurikulum dan KBM Madrasah Aliyah Diponegoro, Afrizka Premana Sari MSi mengatakan, mengubah perilaku tidaklah mudah. Namun pendekatan dan cara yang dapat dilakukan bisa bermacam-macam. Diantaranya ialah dengan jalan ngaji atau penyuluhan oleh petugas profesional, Dokter dan Bidan misalnya. “Dari advis ini kami berharap santri-santri memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja karena memang mereka sedang masa-masa pubertas sehingga mampu menjaga diri. Kita perkuat iffah mereka agar tidak terjerumus pada pergaulan yang salah dan merugikan masa depan”. Bj