MA Diponegoro Yogyakarta Pastikan Guru dan Tenaga Kependidikan Terlatih dalam Penanganan Perundungan dan Kekerasan
Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Yogyakarta berkomitmen untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman secara psikis bagi seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Sebagai bagian dari upaya ini, sekolah telah memastikan bahwa seluruh guru dan tenaga kependidikan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai tata laksana penanganan perundungan dan kekerasan. Pelatihan dan pembekalan ini penting untuk memastikan bahwa setiap guru dan staf mampu mengenali, menangani, dan mencegah perundungan dengan cepat dan tepat, sehingga tercipta iklim belajar yang nyaman dan aman bagi semua pihak.
Kepala sekolah memimpin program pelatihan ini dengan tujuan agar seluruh tenaga pendidik memiliki keterampilan dalam mengenali tanda-tanda perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun emosional. Guru dilatih untuk peka terhadap perubahan perilaku siswa yang mungkin menjadi korban kekerasan atau perundungan, serta untuk memberikan dukungan awal dengan cara yang penuh empati. Pelatihan ini juga mencakup cara-cara menangani konflik antar siswa dengan pendekatan mediasi, sehingga masalah dapat diselesaikan tanpa kekerasan dan dengan solusi yang adil bagi semua pihak.
Selain mengenali tanda-tanda perundungan, guru dan tenaga kependidikan juga dilatih mengenai tata cara pelaporan yang benar. MA Diponegoro memiliki prosedur yang jelas mengenai bagaimana guru harus melaporkan tindakan perundungan yang terjadi di sekolah, baik itu laporan dari siswa atau yang disaksikan langsung oleh guru. Setiap tindakan perundungan atau kekerasan harus segera dilaporkan kepada tim penanganan khusus yang dibentuk oleh sekolah, yang terdiri dari guru bimbingan konseling, kepala sekolah, dan staf terkait. Prosedur ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap kasus ditangani dengan cepat dan serius.
Sebagai bagian dari pelatihan, guru juga diberikan keterampilan dalam memberikan konseling awal kepada korban perundungan. Meskipun ada guru bimbingan konseling yang berperan utama, penting bagi semua guru untuk mampu memberikan dukungan emosional kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru diajarkan untuk mendengarkan dengan empati, tidak menghakimi, serta membantu siswa untuk merasa aman dan didukung di lingkungan sekolah. Pendekatan ini menciptakan suasana kepercayaan antara siswa dan guru, sehingga siswa merasa nyaman untuk melaporkan masalah mereka.
Kepala sekolah juga memastikan bahwa tenaga kependidikan non-pengajar, seperti petugas kebersihan, keamanan, dan administrasi, ikut terlibat dalam program pelatihan ini. Semua pihak di sekolah harus memahami pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa. Mereka juga diajarkan bagaimana memberikan informasi kepada pihak yang berwenang di sekolah jika mereka melihat atau mendengar kejadian perundungan atau kekerasan. Dengan melibatkan seluruh staf, sekolah memastikan bahwa penanganan perundungan dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif.
Selain itu, sekolah secara rutin mengadakan evaluasi dan peninjauan ulang terhadap kebijakan dan prosedur penanganan perundungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tata laksana yang diterapkan selalu sesuai dengan perkembangan situasi dan kebutuhan sekolah. Setiap pelatihan yang diberikan kepada guru dan staf juga diperbarui secara berkala untuk memastikan bahwa mereka selalu siap menghadapi tantangan baru dalam menangani perundungan atau kekerasan.
Dengan memastikan bahwa seluruh guru dan tenaga kependidikan terlatih dalam tata laksana penanganan perundungan, MA Diponegoro Yogyakarta berhasil menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta didik. Langkah ini tidak hanya melindungi siswa dari risiko perundungan, tetapi juga membangun budaya sekolah yang mengutamakan empati, keharmonisan, dan keamanan psikis bagi semua pihak. Kepala sekolah memimpin dengan komitmen kuat untuk menjaga kesejahteraan setiap individu di sekolah, menjadikan MA Diponegoro sebagai tempat yang ramah dan mendukung bagi perkembangan siswa, guru, dan tenaga kependidikan.