• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Santri
Forumnya Biasa, yang Istimewa Ilmu yang Mereka Diskusikan

Forumnya Biasa, yang Istimewa Ilmu yang Mereka Diskusikan

Bagikan berita :

Santri-santri Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Yogyakarta (Madipo) melaksanakan aktiftias belajar dengan riang gembira. Afrina, Daffa, Nabira dan Ihsan mempresentasikan tugas kelompok di hadapan teman-teman kelasnya, pada Jumát 17/2/23.

Muhammad Ihsan Musaffa sang moderator mensetting jalanya presentasi, tak lupa memperkenalkan peer learning-nya sembari ketugasanya yang runtut diinformasikan kepada hadirin. Mereka mendapat tugas mengupas materi studi Al-Quran Hadis yang bertemakan “Mengeksplorasi Unsur-unsur Hadis”.

Bak tokoh ahli dibidangnya Afrina, Flora, Nabira dan Ihsan bergantian memaparkan unsur-unsur penting dalam hadis. Mereka mengurai secara apik bab ilmu sanad hadis berkait dengan sanad, matan, rawi, dan rijalul hadis. Dalam pada itu Afrina dkk memperkenalkan nama-nama rowi masyhur sahabat nabi, yakni  Abu Hurairoh, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Sayyidah Aisyah, Abdullah bin Abbas, Jabir, Abu Said, dan Said bin Malik.

Meski referensi minim Afrina dkk terlihat tampil tokcer membawakan materi yang kaya dengan data, ilmu pengetahuan keislaman, al muhadditsin. Para pemakalah cakap mengkomunikasikan materi dengan penuh percaya diri. Respon audien mantap. Tiada yang mau ketinggalan untuk bertanya, menyoal kembali makalah yang mereka sajikan.

Naila yang sedari awal, ancang-ancang bertanya mencoba ambil bagian. Mik sudah berada ditangan. “Saudara pemakalah, hadis memiliki komponen penting, yakni redaksi hadis atau perkataan pada akhir sanad. Kualitas redaksi hadis dianggap sahih. Mengapa demikian?”, mohon penjelasanya pinta Naila.

Sementara itu Diki mencoba mengkonfirmasi. “Saudara pemakalah mengatakan bahwa salah satu syarat menjadi rowi adalah bebas dari melakukan perbuatan dosa besar pun kecil. Bagaimana kemudian seorang mutakhorrij memastikan sanad yang mereka temui bebas dari perbuatan yang demikian?” Diki menimpali dengan pertanyaan.

Diskusi berlangsung lancar dan terkendali. Partisipasi audien bagus. Santri putra dan putri aktif. Mereka kreatif merespon positif model kegiatan belajar kolaboratif seperti ini. Pertanyaan pula jawaban silih berganti dan suasana kelas dinamis. Afrina dkk telah berhasil membawakan sajian materi unsur-unsur hadis di depan kelas. Tampil mereka menggembirakan.

Sebelumnya diketahui bahwa, selain para santri setiap hari ditempa dan dibiayasakan menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi, logika keilmuan para santri terus dibangun dan dikembangkan secara terstruktur dan massif, sehingga santri MA Diponegoro Yogyakarta mendapati bekal yang cukup untuk bisa memilih universitas favorid yang mereka impikan. Bj


 

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..