• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Acara
Melaksanakan Upacara Merah Putih Santri Mendapati Inspirasi  Konsep Ilmu dan Berkah

Melaksanakan Upacara Merah Putih Santri Mendapati Inspirasi Konsep Ilmu dan Berkah

 

Meyakinkan. Berfikir primitif tiada berguna. Mengecilkan potensi santri itu rugi. Tidak boleh dikawatirkan pun disangsikan. Meski kelas X kali pertama menjadi petugas upacara bendera dan personalianya sedikit, nyatanya performa upacara merah putih, Senin 20/1/25 di halaman madrasah elok pelaksanaanya dan bermutu baik para petugasnya.

Komposisi petugas upacara meliputi master of ceremony, pemimpin upacara, pleton, pembaca UUD 1945, ikrar santri, pengibar bendera sang saka, pembawa teks Panca Sila, dirigen, paduan suara, operator sound sistem lalu pembaca doa. Keseluruhan petugas terisi semua. Relawan petugas datang dari kelas XI dan XII.  Kelas X sebagai EO seraya petugas upacara tetap tegak dan tampil percaya diri.

Upacara Merah Putih menjadi event bergengsi di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo (MADIPO). Event dua pekan sekali ini memiliki ruh kurikulum penting.  Petugas kelas X sebelumnya mendapati amanat IPNU-IPPNU untuk melaksanakan dan mensukseskan seremoni kebangsaan MADIPO yang terencana dua kali sebulan.

Sebuah penghormatan menjadi petugas upacara. Mungkin menjadi beban bagi sebagian pelajar. Namun tidak bagi santri MADIPO. Bertugas melaksanakan upacara istimewa dan prestise. Benefidnya kecerdasan, bakat dan jiwa pengabdian tumbuh. Kegiatan upacara dapat membentuk kreatifitas keilmuan, kepemimpinan, kewirausahaan dan keahlian profesional. Jiwa santri kian hidup dan berkarakter.

Upacara merah putih ritual kemadrasahan hendak dihormati santri. Baik petugas dan peserta menjalankan protokoler sekalian etika berupacara. Pembacaan teks Panca Sila selesai disusul sessi amanat pembina upacara, Muhammad Hanafi Burhanudin SAg. Peserta upacar diam memperhatikan dan seksama mendengarkan.

Ada dua hal yang diberikan pembina upacara kepada santri. At-taallumu bit ta’lim wal barakatu bil khidmah. Bahwasanya tiada yang pinter, menjadi orang yang ‘alim yang tanpa belajar. Tiada orang mendapati pengetahuan dan ilmu tanpa dengan usaha belajar. Dan baginya akan mendapatkan keberkahan dengan cara berkidmah.

Tidak sedikit orang berilmu dan cerdas namun tidak berkah. Apa masalahnya? Ilmunya, kecerdasanya tidak memberikan dampak dan manfaat sebab tidak mau berkidmah.

Untuk itu para santri harus memegang dua hal ini sehingga mendapatkan ilmu dan berkah. Tidak boleh tumpang tindik antar keduanya, namun harus selaras beriringan. Belajar yang rajin dan sungguh-sungguh. Hormati dan hargai waktu, guru dan teman-teman. Begitulah kalian laku mendapatkan ilmu dan keberkahan. Demikian pembina upacara beramanat.

Berkidmah bukan semata taat terhadap peraturan atau kepada perintah guru. Namun bagaimana santri berusaha menghargai dari pada peraturan atau perintah guru, orang tua, dah kiyai. Kami menyadari menjadi pelajar, menjadi santri tidak mudah. Namu kalian kuat dan sabar. Sampai hari ini kalian mampu bertahan dan terus berjuang bersama teman-teman di madrasah dan pesantren.

Semoga kalian senantiasa memelihara kesugguhan dalam belajar lagi berkidmah. Kalian melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan pagi sore karena peraturan atau diminta kepala madrasah. Yang demikian kalian baru namanya taat, belum hormat.

Kalian salat berjamaah, mengaji, giat bersih-bersih tanpa diminta atau dioprak-oprak terlebih dahulu oleh Bapak Ibu guru. Itulah bentuk-bentuk khidmah kalian kepada orang tua, guru pula kiyai.

Hormati waktu, orang tua dan guru maka kalian akan mendapati ilmu dan keberkahan. Harapan yang kalian imipikan melanjutkan ke PTN/PTS vaforit kalian pun pesantren tak akan jauh dari khidmah kalian. Semoga Allah mengabulkan dan meridloi niat  dan tujuan kalian. Demikian Hanafi menginspirasi santri.

Tiada rotan akarpun jadi. Meski kelas X kurang dari 10 anak tak mengapa menerima tanggung jawab sebagai event organizer (EO) sekalian petugas. Upacara bendera merah putih rutin dilaksanakan sebagai upaya sadar dan sistemik dalam melatih dan mengembangkan jiwa keilmuwan, kepemimpinan, kewirausahaan dan profesionalitas santri sebagai generasi unggul masa depan bangsa.Bj

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..