• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Guru
Pemikiran Pendidikan Kreatif Ken Robinson Laksana Pendidikan Model Pesantren

Pemikiran Pendidikan Kreatif Ken Robinson Laksana Pendidikan Model Pesantren

“Creative Schools: The Grassroots Revolution That’s Transforming Education” oleh Sir Ken Robinson PhD & Lou Aronica menekankan perlunya pemikiran-ulang yang radikal terhadap sistem pendidikan saat ini. Robinson mengusulkan pergeseran dari model pendidikan yang industrial dan terstandarisasi menuju pendekatan yang lebih personal dan kreatif, yang menghargai bakat individu dan menumbuhkan kecintaan pada kegiatan belajar.

Pendidikan Harus Dipersonalisasi. Setiap anak memiliki bakat, minat, dan gaya belajar yang unik. Sekolah sebaiknya menciptakan lingkungan belajar yang dipersonalisasi untuk mengakomodasi perbedaan ini, membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.

Kreativitas Sama Pentingnya dengan Literasi. Kreativitas seharusnya menjadi inti pendidikan. Robinson berargumen bahwa menumbuhkan kreativitas penting bagi siswa agar mampu beradaptasi dengan dunia yang selalu berubah. Sayangnya sekolah tradisional sering menekan kreativitas ini demi menjalankan kurikulum yang kaku.

Tes Standar Bukanlah Solusi. Penekanan berlebihan pada tes standar menekan kreativitas dan membatasi pembelajaran yang sesungguhnya. Pendidikan seharusnya berfokus pada pengembangan pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas, daripada hanya mengajarkan untuk lulus ujian.

Guru adalah Kunci Transformasi Pendidikan. Guru berperan penting dalam membentuk pengalaman belajar. Robinson menekankan pentingnya memberdayakan guru untuk berinovasi di kelas, memberi mereka kebebasan untuk merancang pengalaman belajar yang menarik dan bermakna.

Pembelajaran Harus Menarik dan Relevan. Pendidikan harus terhubung dengan dunia nyata dan merangsang rasa ingin tahu alami siswa. Ketika pembelajaran relevan dengan kehidupan siswa, mereka lebih termotivasi dan antusias terhadap apa yang mereka pelajari.

Sekolah Harus Fokus pada Perkembangan Keseluruhan. Pendidikan yang baik mendukung perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan fisik. Sekolah harus fokus tidak hanya pada pencapaian akademik tetapi juga membantu siswa menjadi individu yang seimbang.

Kolaborasi Lebih Penting daripada Kompetisi. Dalam dunia yang saling terhubung, kolaborasi adalah kunci kesuksesan. Robinson mendukung pergeseran dari sistem yang kompetitif dan berbasis tes menuju lingkungan belajar kolaboratif di mana siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah.

Keragaman Kecerdasan Harus Dirayakan. Orang belajar dengan cara yang berbeda, dan ada banyak jenis kecerdasan (linguistik, matematis, musikal, interpersonal, dll.). Sekolah harus mengakui dan merayakan keragaman ini, menawarkan berbagai cara bagi siswa untuk meraih sukses.

Pendidikan Harus Mempersiapkan Siswa untuk Hidup, Bukan Hanya untuk Bekerja. Sekolah sering terlalu fokus pada persiapan karier tertentu daripada mengajarkan siswa bagaimana menjalani hidup yang bermakna. Pendidikan harus membekali siswa dengan keterampilan dan pola pikir untuk berkembang dalam dunia yang terus berubah.

Diperlukan Revolusi dari Akar Rumput. Reformasi pendidikan yang sesungguhnya tidak akan datang dari atas ke bawah, tetapi dari upaya akar rumput. Orangtua, guru, dan komunitas harus bekerja sama menciptakan sekolah yang responsif terhadap kebutuhan siswa dan yang menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, serta semangat belajar sepanjang hayat.

Buku “Creative Schools” karya Sir Ken Robinson mendorong visi baru dalam pendidikan yang merayakan kreativitas, menghargai individualitas, dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan kompleks di masa depan. Buku ini menyerukan pergeseran dari model satu-ukuran-untuk-semua menuju sistem yang menghargai pembelajaran personal dan perkembangan holistik setiap siswa.

Pendidikan pesantren kini dan kedepan terus hadir menjadi kebutuhan warga dunia. Sistem pendidikan pesantren asli Nusantara. Sedari awaltelah tumbuh niat dan tujuan dari orang tua memilih pesantren sebagai lembaga pendidikan buah hati mereka. Kebaikan di dunia dipentingkan dan kebaikan akhirat sama. Life skill kian optimal seiring dengan berkembangnya pengetahuan, pengamalan dan kedewasaan. Pesantren membekali santri untuk hidup tidak sekedar memiliki profesi dll.

Merayakan kepandaian santri disetiap waktu, diforum-forum mengaji bandongan, ngaji sorogan pun di forum muhadarah atau bahstulmasail. Keragaman status, tingkatan, asal dll alami tumbuh simultan dalam lingkungan keseharian. Personalitas santri, kolaborasi diapresiasi. Kiyai, stadz-ustadzah menjadi guru pemberi ilmu dan guru laku para santri. Keteladanan yang tersirat dan tersurat tersaji dalam pendidikan pesantren.

Pemikiran Ken Robinson & Lou Aronica mengingatkan kepada warga dunia dan juga merupakan bentuk pengakuan orisinil dan futuristik bahwa sistem pendidikan pesantren humanis, inklusif, eksis, senantiasa mencerahkan dan terus akan berkembang memimpin arah pendidikan untuk sigap menjawab tantangan global. Bj

 

Penulis; Hamid Basyaib & Fauzan Satyanegara

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..