
Pesta Demokrasi Usai, Pemilihan Pemimpin Perkumpulan Pelajar Berlangsung Sejahtera, Demokratis dan Berintegritas
Komitmen Madrasah Aliyah Diponegoro menjaga visi untuk mewujudkan santri yang unggul, berakhlaq mulia, cerdas, terampil, mandiri dan berwawasan global, untuk kemajuan Islam dan cita-cita kemerdekaan nyata dijalankan. Diantaranya dengan menumbuhkan sikap kepemimpinan, tanggung jawab dan menguatkan potensi anak didik melalui aktualisasi diri dalam kegiatan organisasi kesiswaan. Melalui perkumpulan organisasi intra ini pula santri berlatih diri mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi.
Masih hangat, santri berhasil melaksanakan pesta demokrasi, pemilihan pemimpin perkumpulan pelajar pada organisasi internal madrasah. Yakni pemilihan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) pada Kamis 17 Oktober 2024. Mekanisme pemilihan disusun, dijalankan dan dievaluasi. Pelaksanaan pemungutan suara berlanggsung sejahtera, demokratis dan berintegritas.
Panitia pemilu bekerja cukup baik. Fase sosialisasi, penjaringan bakal calon dan penetapan calon berproses rapi dan terstruktur. Demikian juga warga madrasah merespon kegiatan organisasi pelajar NU ini dengan partisipasi tinggi dan sportif. Mulai dari kelas X hingga XII tiada yang golput, abai pun memboikot kegiatan internal madrasah ini.
Dua bulan bekerja kolaboratif dan sistematis. Panitia Pemilihan Ketua IPNU-IPPNU Komisariat Diponegoro yang digawangi Santri Putra dan Putri kelas XII; Muhammad Ihsan Musyaffa, M Haikal Darmawan, Afrina Asti Cahyaningrum, Mutia Nurul Mutmainnah, Rahil Asa Azzahra, Akbar Arbian Saputra, Flora Salsabila S, Naufal Al Fakhri, Hubaiba Mayang Mahamida dll berlangsung tertib dan sukses. Panitia bekerja dengan teliti dan lurus hati.
Bukan tanpa tantangan pun hambatan. Awal mula Panitia membuka pendaftaran secara terbuka bagi warga madrasah untuk mencalonkan diri sebagai Balon Ketua IPNU-IPNU 2024-2025 tanpa fit and propertes. Metode ini gagal. Ajakan, dorongan dan dukungan terhadap santriwan dan santriwati yang dianggap kualified hasilnya nihil.
Panitia bersiasat menjawab deadlock. Syarat Balon ditetapkan dan jajak pendapat civitas madrasah dilaksanakan. Simpul kemacetan mulai terurai. Jajak pendapat mendapati respon hangat warga madrasah, santri pun ustad-uztadzah. Terjaring dua nama santri putra dan dua nama santri putri untuk Bakal Calon (Balon) ketua IPPNU-IPNU.
Dari hasil penjaringan, Panitia menetapkan Muhammad Hadis Azkar Dzikier (16), Mahalli Nur Muwafiq (17), Nusyaibah Izzatinnafi’ah (16) dan Naila Faza lutfiana (18) sebagai Balon Ketua IPNU-IPPNU Pimpinan Komisariat Madrasah Aliyah Diponegoro, Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo untuk masa bakhti 2024-2025.
Langkah panitai pemilihan direstui pembina dan penanggung jawab perkumpulan. Panitia diberikan mandat untuk meyelenggarakan orasi dan debat Balon Ketua IPNU-IPPNU. Semua Balon difasilitasi untuk memberikan khutbah kepada warga madrasah dan adu gagasan dalam forum debat. Antusias warga pecah. Dalam forum orasi dan debat para calon masing-masing berusaha meraih simpati dan menggalang dukungan warga madrasah.
Kampanye mereka sederhana namun ide-idenya bagus, smart dan imajinatif. Calon satu dengan yang lainnya saling menghormati. Dalam debatpun tiada ucapan atau perilaku yang as-syakhriyah (menghina), al-lamzu (mencela), suuzhan (buruk sangka), al-ghibah (mencemarkan namabaik), at-tajassus (curiga) pun at-takabbur (sombong). Dalam orasi dan debat yang dilaksanakan pada Rabu, 15 Oktober 2024 para Calon Ketua IPNU-IPPNU tetap menjaga ukhuwah.
Walhasil pemungutan suara pada Kamis, 17 Oktober 2024 peraih suara terbanyak adalah rekan Mahalli Nur Mufawiq dan rekanita Naila Faza Lutfiana. Mahalli unggul dari Hadis dengan selisih tipis 24-23 dan Naila unggul dari Nusyai dengan suara 24-19. Sesuai dengan peraturan pemilihan maka Mahalli Nur Muwafiq dan Naila Faza Lutfiana akan ditetapkan sebagai ketua IPNU-IPPNU pada Pimpinan Komisariat Madrasah Aliyah Diponegoro untuk masa bakhti 2024-2025.
Pintu-pintu memajukan madrasah terus diperhatikan dan dipedulikan. Tujuan madrasah memacu semua fihak berperan. Tercermin dalam event demokrasi pelajar ini. Menang pemilihan tidak menjadikan kebanggaan atau berpuas diri. Kalah bukan penyumbat diri untuk tetap berkontribusi. “Kita sama-sama ingin mewujudkan MA Diponegoro lebih baik lagi, tidak ada kalah dan menang”. Demikian Hadist usai mengakui keuggulan lawannya.
Perlu diketahui bahwa, IPNU-IPPNU merupakan organisasi pelajar yang sudah cukup tua usianya, namun di Madrasah Aliyah Diponegoro baru didirikan pada Oktober 2023. Kali pertama perkumpulan ini berdiri pada pada 24 Februari 1954 di Semarang Jawa Tengah dan kali pertama Tolchah Mansoer sebagai ketua Umumnya. Sementara itu IPPNU lahir di Malang pada 2 Maret 1955 dan kali pertama Umrah Machfudzoh sebagai ketua umum pertamanya.
Diantara tujuan dari perkumpulan IPNU-IPPNU ialah untuk menegakkan dan menyiarkan agama Islam, menyempurnakan dan meninggikan pendidikan, terbentuknya pelajar yang bertaqwa, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan. Menghimpun potensi pelajar Islam. Bertanggung jawab atas tegaknya dan terlaksananya syariat Islam menurut faham ahlussunah wal jamaah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Bj