• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Psikologi
Dinamika  Penerapan Disiplin Positif & Optimisme Pembentukan Akhlak Santri

Dinamika Penerapan Disiplin Positif & Optimisme Pembentukan Akhlak Santri

Bagikan berita :

Masyarakat membenarkan madrasah dan pesantren ialah pusatnya pendidikan agama dan pembentukan akhlak alkarimah. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan agama yang cukup harapanya putra-putri yang didik di lembaga pendidikan pesantren menjadi putra-putri yang baik, qurrata ‘ayun yang salih salihah, mulia budinya dan cemerlang masa depannya. Ikhtiarnya dengan ta’dib, pengajaran, bimbingan, pelatihan, doa, biaya dst.

Di MA Diponegoro Yogyakarta siswa-siswi (santri) mempelajari pengetahuan umum dan pengetahuan keagamaan dalam satu kesatuan. Pendidikan madrasah dipagi hari dan pendidikan pesantren di malam hari. Pendidikan akhlak alkarimah tidaklah instan. Namun prosesnya mesti dimulai sedari dini. Hasilnya kelak akan dipetik dikemudian hari. Tidak mudah namun pembiasaan tiap hari dilakukan.

Pembentukan akhlak alkarimah menjadi keunggulan dan kekhasan  keluaran madrasah. Beragam cara dan intervensi diberikan kepada santri-santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, diantaranya dengan pendekatan disiplin positif. Tentu butuh kerja keras, kesabaran, kebersamaan, dan optimisme.

Disiplin positif kapan pun dapat diterapkan di lingkungan keluarga, madrasah, sekolah pula pondok pesantren. Tindak kekerasan, penyimpangan, disharmoni dll dapat dihindari bilamana disiplin positif dipraktikkan. Disiplin positif diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan yang maju dan bonavide yang nir kekerasan dan bullying. Disiplin positif mengajak untuk membangun pembiasaan karakter dan budi yang baik.

Disiplin positif menjadi pendekatan dalam usaha pembentukan sikap taat dan tanggung jawab. Teori modern berpandangan bahwa perbuatan baik lahir dari dorongan dalam diri sendiri bukan dari orang lain atau karena hadiah atau hukuman. Siap sedia menahan diri, tidak berbuat keburukan dan menjauhi larang lantaran kekuatan keyakinan dalam diri.

Kenapa pagi sore setiap hari Hadist (16) dkk melakukan aktifitas kebersihan di lingkungan madrasah dan asrama? Hadist memedomani bahwa tinggal di lingkungan yang sehat dan rapi adalah kenyamanan yang dimufakati dan diinginkan banyak orang termasuk diri Hadist. Oleh karenanya memelihara kebersihan bukan suatu beban namun menjadi kegiatan yang mesti dibayar dengan setiap pagi sore melakukan giat kebersihan.

Datang lebih awal atau tepat waktu merupakan perilaku disiplin dan menguntungkan. Sebaliknya terlambat datang ke madrasah merupakan kerugian dan bertentangan dengan ketertiban siswa-siswi. Sebut saja Annisa (17) dan beberapa rekannya telat masuk madrasah. Ia menerima akibat dari ketertinggalannya, pulang lebih sore dari jadwal yang seharusnya. Annisa mesti menyelesaikan tugas menulis dua ruku dari QS Al Fatihah dan Al Baqarah bentuk dari konsekuensi pembangkanganya.

Berbeda dengan Annisa, Gadidza (16) tidak mengikuti jamaah salat Duha di masjid Al Husna sebagaimana siswi lainnya. Ia  dalam masa mesntruasi berjalan dua hari. Bagi siswa-siswi yang tidak mengikuti Duha di masjid diberikan tugas menulis tiga hadis dalam kitab Bulughul Maram. Duha berjamaah di masjid menjadi instrumen penting pendidikan madrasah untuk semua siswa-siswi. Bagi yang tidak mengikuti atau terlambat masing-masing mendapatkan konsekuensi.

Tidak instan outputnya. Waktu yang dibutuhkan panjang. Namun pembiasaan disiplin positif akan menjawab pertanyaan pelik bagaimana cara menumbuhkan perilaku baik, akhlak al karimah dan bagaimana meminimalisir dan mencegah perilaku buruk. Kenapa suatu hal dilaksanakan, dibiasakan, dan dibudayakan. Bagaimana konsekuensinya jika ditinggalkan atau dilanggar.

Disiplin poitif mengajak senantiasa menghidupkan motivasi intrinsik diri anak secara kontinu sebagai sumber kekuantan untuk berdaya dan berdaulat sehingga taat dan setia berbuat ma’ruf dan nahi munkar, meski tidak mendapatkan imbalan atau hukuman secara langsung pun tidak langsung.

Demikianlah praktik disiplin positif sebagai penguat kesadaran dan keyakinan. Buahnya akan memberdayakan. Jika diterapkan, dilaksanakan, dirawat senantiasa di lingkungan sekolah, madrasah, pesantren, dan keluarga impeknya niscaya terbentuk ahklak alkarimah siswa-siswi, generasi bangsa yang paripurna; cerdas, terampil, beriman, dan bertaqwa lagi bermanfaat bagi masyarakat bangsa, negara dan agama. Bj

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..