• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Santri
Nazah Pilih Madrasah, Bilamana Berilmu Jadi Apa Saja Bisa

Nazah Pilih Madrasah, Bilamana Berilmu Jadi Apa Saja Bisa

Nazah Luthfiyyah Fatinah (15) anak yang simpatik dan loyal. Pribadinya baik dan penuh perhatian. Kemampuan intelegensinya superior. Nazah memiliki minat yang tinggi dalam bahasa, estetika, dan seni. Dia memilih melanjutkan pendidikanya di lingkungan pesantren. “Saya sendiri yang menetapakan pilihan sekolah pasca SMP. Ibu dan bapak menyetujuinya”. Demikian santri imut ini menceritakan usai melaksanakan salat tarawih pada, Senin 3/4/ 23 di Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo.

Saat ini Nazah masih menjalani pendidikan di kelas 9 Program Tahfidzul Qura’an di SMP Diponegoro Depok. Putri sulung dari bapak Aprizani Sakti dan ibu Dwiyani Pratiwi menjalani modok dan sekolah tiga tahun berjalan. Hari-harinya di pesantren dilalui dengan beragam pengalaman.

Naza merasai mondok dan bersekolah di pesantren berguna dan banyak faedahnya. Bisa mandiri, meski jauh dari orang tua. Bisa belajar kesopanan dll. Siswa auditory ini mantap melanjutkan pendidikanya di Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Yogyakarta.

Pesan orang tua bagi setiap santri sangatlah penting. Hal ini juga berlaku bagi Nazah. Santri asal Klaten Jawa Tengah tersebut menjaga betul nasehat orang tuanya, agar belajar yang rajin dan fokus pada pelajaran. Jika ada yang tidak menyukai abaikan. Jangan terlena dengan urusan yang tak penting. Jangan memikirkan yang tidak tidak. Demikian dara cantik ini menyitir pesan ibunya.

Sebagai orang tua niscaya bisa membenarkan apa yang dikatakan Simbah Kiyai Maemon Zubair, lebih baik berpisah sementara dengan anak karena menuntut ilmu agama, dari pada nanti kalau sudah tua menangis, anak-anak lalai urusan akhirat, kebanyakan mikir dunia. Sementara hal ihwal pendidikan dan pengajaran semua ada di pesantren.

Belajar yang sungguh-sungguh akan menjawab masa depan. Tidak usah memikirkan mau jadi apa kelak. Bilamana berilmu, ‘alim, niscaya jadi apa saja bisa. Demikian salah satu nasehat penting Mbah Maemon agar santri bersemangat belajar mendalami ilmu pengetahuan di bangku sekolah dan pesanten.

Bukan tanpa pertimbangan memilih MA Diponegoro Yogyakarta (Madipo), Nazah ingin bisa belajar bahasa Inggris dan menekuni hafalan Al-Qurán lebih lanjut. Di samping itu, pengidola Gus Azmi, vokalis solawat Syubbanul Muslimin, ini ingin mempersiapkan diri untuk bisa kuliah ke Afrika kelak kemudian hari, Universitas Kairo Mesir.

Sebelumya diketahui bahwa calon murid MA Diponegoro Yogyakarta diterima dengan terlebih dahulu mengikuti pemeriksaan psikologis untuk dapat mengetahui kecerdasanya, bakat, minat, kepribadian dan gaya belajar. Hal ini penting bagi guru, orang tua, dan madrasah agar dapat dengan baik memberikan pendidikan dan pengajaran-pengajaran bagi masing-masing santri.

Menjadi apa saja bisa bukan perkataan biasa. Hal ini seirama dengan pendapat para ahli psikologi. Sebagaimana anada Nazah yang kepribadianya ISFJ (ixtrovert, sensing, feeling, judging) sangat cocok memiliki karir bidang: konselor, pustakawan, manager, guru, social worker, apoteker, ahli kesehatan gigi, nurse, apoteker, ahli agama, retail owner, pembukuan, dokter hewan dll.

Bagikan berita :
Tags :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..