• 0811-3201-0001
  • madipoyk@gmail.com
  • Maguwoharjo, Yogyakarta
Acara
Petuah Kiyai Menghantarkan Kepulangan Santri untuk Hormati Nasab dan Amalkan Ilmu

Petuah Kiyai Menghantarkan Kepulangan Santri untuk Hormati Nasab dan Amalkan Ilmu

Malam yang sakral dan berkah. Salat Isya dan Tarawih berjamaah malam ke-20 telah dilaksanakan. Semua santri menuju pusat kegiatan pendidikan, Aula Pesantren. Santri putra dan putri berbaju putih semua. Momen setahun sekali akan diakhiri, tradisi Ramadan Karim Pesantren telah paripurna. Sepuluh hari pertama mereka perkaya diri dengan mengaji ilmu-ilmu agama dan ilmu hal lainnya. Sepuluh hari kedua sama, tantanganya lebih berat.

Ngaji Pasan di pesantren menguji kesabaran para santri namun terasa cepat untuk dinikmati. Mereka menahan rindu yang menggunung ingin segera bertemu keluarga dan kampung halaman. Kamis 20-3-2025 para santri mengikuti penutupan Kegiatan Ramadan Karim Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro 1446 H.

Sambutan Ketua Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, KH Muhammad Saliman SAg menarik perhatian. “Hormati nasab kalian, di manapun dan kapanpun mereka berada. Nasab itu ada dua, nasab keturunan dan nasab keilmuan”. Sebuah keharusan bagi santri untuk berlaku memulyakan dan hormat kepada orang tua dan guru-guru.

Mematuhi dan menghormati orang tua dan guru menjadi sebab datangya keberkahan dan keberhasilan-keberhasilan. Maka berbaktilah kalian kepada orang tua dengan sebaik-baiknya, tentu juga kepada sanak keluarga, kerabat dan masyarakat. Demikian petuah Kiyai Saliman yang juga mantan Kepala MIMAGO tersebut mengokohkan.

Mauizah hasanah Pengasuh Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, KH Muhammad Syakir memberikan pesan 3 perkara. Pertama, bilamana kalian sampai di rumah, tolong sampaikan salam ta’zim kami; para pengasuh pesantren dan guru-guru kepada Bapak-Ibu kalian. Cintai orang tua kalian maka cinta Allah teruntuk kalian. Bertuturlah yang lembut. Patuhi perintahnya. Bantu pekerjaan-pekerjaan rumah. Doakan dan hargai kerja keras orang tua.

Kedua, amalkan ilmu. Orang yang mengamalkan ilmunya ialah sebaik-baiknya manusia dan Allah akan menaikkan derajatnya. Di rumah juga seperti di pesantren, ibadahnya, belajarnya dan aktifitasnya. Dijaga jamaah salat lima waktu. Salat malamnya. Ngajinya juga seperti itu. Jangan aji mumpung tidak sedang di pondok lalu itu semua tidak dilakukan saat di rumah atau di masyarakat.

Berperilakulah yang baik. Anda santri, ngaji setiap hari hendaknya diamalkan di mana saja. Disepuluh hari ketiga Ramadan perbanyak i’tikaf di masjid. Santri harus senantiasa dekat dengan masjid, buku, Al Qurán, dan kitab. Ketiga, tirakat utama santri mesti menjaga akhlak, banyak membaca dan belajar. Supaya ilmu kalian semakin berkembang dan bermanfaat. Berikutnya Rama Kiyai menyempurnakan mauizahnya dengan berdoa dan diamini santri seluruhnya.

Dewan pengasuh dan asatidz memberikan restu kepulangan santri dengan musafahah, berjabat tangan satu-satu sebagai tanda memuliakan dan saling memaafkan. Tak lupa penutupan diwarnai apresiasi sejumlah santri teladan dan berprestasi. Mereka mendapatkan perhatian plus dan tanda cinta  dari Ma’had. Tanpa kecuali semua santri mendapati hadiah tambahan uang saku untuk bekal kepulangan.

Skenarionya cantik. Penutupan Kegiatan Ramadan Karim Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro 1446 H ringkas dan sederhana. Awal pembuka acara dua santri dihadirkan sebagai pemantik master of ceremony. Lincahnya mereka mengilustrasikan serangkaian acara penutupan Ramadan Karim dengan bahasa Inggris dan Arab.

Tampilnya dua santri awal pembuka acara mengundang suasana bahagia tamu undangan; KH Jambari, Kiyai Zailani Miswan, Kiyai Muhammad Afifi, dan Fauzan Satyanegara. Dua santri tersebut ialah Muhammad Ihsan Musaffa dan Muhammad Hadis Adzkar Dzikier, santri kelas XII dan XI Madrasah Aliyah Diponegoro. Bj

Bagikan berita :
Ada Pertanyaan,
Silakan WA kami..