
Potensi Dibangun, Giat Ramadhan Karim Lahirkan Dosen-Dosen Kecil yang Bersahaja dan Pemberani
Ramadan bulan istimewa bagi segenap ummat Muhammad Saw di seantero dunia, termasuk di dalamnya ialah santri-santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo (MADIPO). Beragam kegiatan khusus digelar sebagai bentuk pendidikan dan pembelajaran dalam rangka meraih rahmat, ampunan dan jaminan bebas dari api neraka.
Bagi MADIPO Ramadan bulan yang berharga dan mulia. Seluruh awak madrasah terlibat dalam giat Ramadhan Karim. Santri dan guru andil bersama mensukseskan agenda kemadrasahan dan giat Ramadan Karim. Yakni asesmen madrasah (AM) bagi santri kelas XII dan asesmen tengah semester (ATS) bagi santri kelas X dan XI, sedari 6-21 Ramadan 1446 H.
Ramadan Karim MADIPO 1446 dijalani dengan tadarus Al Quran, muqaddaman dan kuliyah tujuh menit. Betapa ruginya bilamana kita abai. Ramadan bukan bulan biasa. Merana bilamana kita malas berdoa meminta ampunan, enggan qiyamul lail, bakhil ataupun kikir. Bilamana mampu membaca Al Quran namun alpa membacanya atau enggan mengamalkan isinya sungguhlah sia-sia.
MADIPO meyakini begitu besar potensi santri. Mereka memiliki kemampuan yang prospektif untuk dikembangkan. Mereka adalah calon saintis, ulama, kadet pemimpin, kandidat pengusaha ataupun tenaga ahli yang professional. Santri aset bangsa kini dan di masa yang akan datang. Ramadan Karim sakral dan berkah. Ramadan Karim MADIPO memberikan ruang kepada santri mengisi kuliyah di hadapan jamaah salat zuhur.
Bagi santri menjadi pemateri membawakan tema kuliyah tidaklah mudah. Bimbingan dan arahan dari guru-guru berproses. Mereka juga mendapatkan akses sumber materi pengayaan melalui internet. Walhasil dalam pantauan sessi kuliah pekan pertama pemateri mampu menguasai subjek. Mereka ekpresif dan tampil percaya diri meski terkadang diketawain ataupun tak dipedulikan teman-teman audien. Tema yang mereka sajikan bagus dan up to date. Sebagian mereka merasa tertantang dan menginginkan giat kuliah seperti ini diagendakan di luar Ramadan.
Ramadan 10 hari pertama dan 10 hari kedua momentum penting santri. Mereka full menjalani program Ramadan Karim MADIPO 1446 di pesantren dan madrasah. Muqaddaman dan kuliyah 7 menit dilaksanakan setiap hari. Santri-santri yang bertugas pembawa materi konsekuen menyiapkannya dan solid bekerja sama.
Referensi diindahkan dan materi pendukung mereka kembangkan. Persiapan-persiapan kuliyah 7 menit memacu daya belajar dan membaca. Mereka terlatih membangun soft skill dan kreatifitas panggung. Keberanian, percaya diri dan kemampuan komunikatif berkembang. Sessi kuliyah yang diselenggarakan usai zuhur semarak dan sangat digemari lantaran dosennya dari kalangan mereka sendiri.
Perlu diketahui bahwa Pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) yang belum lama terpilih berproses memimpin. Mereka mengelola giat Ramadan Karim sembari mendapatkan pengarahan dari Manajer Kesiswaan. Tempat dan waktu kegiatan ditetapkan. Properti kegiatan difasilitasi. Ketua IPNU-IPPNU, Naila Faza Lutfiana dan Mahalli Nurwuwafiq cakap merencanakan dan bekerja secara team. Dihasilkan 12 kelompok tadarus muqadaman sekalian 12 subjek materi kuliyah 7 menit.
Subjek kuliyah I dan II disusun untuk menjadi referensi para santri tampil di mimbar perkuliyahan. Subjek I meliputi tema; Peran santri dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Puasa sebagai pembentuk jiwa kewirausahaan santri, Puasa dapat menempa kepribadian yang disiplin dan profesional, Puasa menumbuhkan kesalehan dan jiwa kepemimpinan generasi Indonesia emas, Ibadah puasa merupakan ujian sekaligus menjamin santri berprestasi, dan Puasa tak sekedar menahan lapar dahaga tetapi wahana santri membentuk pribadi yang khaira ummah.
Subjek kuliyah II; Memposisikan taat dan hurmat kepada Allah Swt secara ideal di bulan Ramadhan, Kemampuan mengolah hati dalam keadaan terdesak, Takaran hal-hal kesunnahan paling afdhol ketika melakukan puasa, Memuliakan perut di setiap waktu berbuka puasa dan sahur, dan Siswa madrasah mampu menjadi generasi Neo-Abassyiah.
Ramadan Karim MADIPO 1446 H sangat berfaidah. Potensi santri dibagun agar kelak menjadi generasi muda yang berilmu dan memiliki jiwa pemimpin. Melalui media Ramadan Karim juga diharapkan terbentuknya entrepreneur yang dermawan, dan tenaga-tenaga ahli yang profesional. Di Bulan Al Qur’an ini santri dibimbing dan dilatih intensif agar kelak di zamanya menjadi pribadi yang khaira ummah. Yakni benar tindak tanduknya, amanah pribadinya, gemar tolong menolong, mampu berlaku adil dan tangguh. Istiqamah dalam menjalani dinamika kehidupan. Bj